Pages

Jumat, 24 Juni 2011

Sinopsis My Girlfriend is a Gumiho Episode 14

Setelah tangisan yang hebat sekali, ciuman untuk mengembalikan manik2 serigala, Dae-woong dan Mi-ho memastikan satu sama lain dengan penuh ketenangan sebab berpikir mereka sudah mengalahkan keanehan ini. Dae-woong tersenyum ketika berkata kalau mereka baik2 saja… kemudian dia pingsan.

Byung-soo membantu membawa Dae-woong ke rumah sakit dimana dia dan Mi-ho melihat tanpa harapan saat Dae-woong di bawa ke ruang gawat darurat. Dong-joo muncul untuk menjelaskan kalau pilihan Mi-ho sangat buruk! Ya ampun, kenapa Dong-joo harus bilang kayak gitu???

Mi-ho dipanggil ke ruangan Dae-woong dan dia berjalan sangat hati2 dalam setiap langkahnya. Dia melihat Dae-woong berbaring disana, hampir mati, dan memutuskan bahwa dia harus memberikan kembali manik2 serigalanya. Dong-joo menghentikan Mi-ho dan berkata kalau semuanya sudah terlambat dan tidak ada yang Mi-ho bisa lakukan lagi. Dong-joo memegang tangan Mi-ho dengan erat.

Berikutnya, Dae-woong sadar. Hal pertama yang dia ucapkan adalah, “Lepaskan tangannya!” Dae-woong meminta Dong-joo untuk melepaskan tangan Mi-ho sebab dia sangat baik2 saja dan bahwa peramal sudah sering memberitahukan kakek Dae-woong kalau Dae-woong akan hidup sampai usia 120 tahun! Dae-woong memperkirakan kalau dia masih punya waktu 50 tahun setelah dibagi oleh manik2 serigala.

Dong-joo berjalan dengan lemas sekarang dan bertanya-tanya apakah tujuannya sekarang sudah diubah oleh keputusan seorang manusia, “Keputusan satu orang… untuk orang yang lain.” Dia memikirkan kembali pengumuman Dae-woong di bandara dan pilihan yang mereka ambil demi cinta mereka, yang merupakan kehancuran bagi pandangan Dong-joo tentang dunia.

Mi-ho khawatir tapi Dae-woong berkeras kalau dia baik2 saja. Dae-woong memeriksa Mi-ho tapi manik2 serigala sudah membuatnya baik2 saja. Mi-ho bertanya apakah ini akan membuat empat ekornya yang sudah hilang tumbuh kembali. Dae-woong menarik Mi-ho mendekat dan berkata kalau dia baik2 saja bila Mi-ho menjadi gumiho, jadi dia baik2 saja dengan oh-miho (oh = 5).
Mereka khawatir kalau perjalanan ke Cina akan sulit untuk mereka, jadi mereka menggunakan kunjungan ke rumah sakit untuk mendapat cukup waktu dari Ban Doo-hong. Mi-ho menepuk perutnya dan mengatakan kalau manik2 serigala akan baik2 saja di dalam sana.

Dan tepat pada saat itu kakek, bibi Min-sook dan Byung-soo tiba dia tirai yang lainnya. Kakek ingin tahu apakah ‘manik2 yang sedang mereka bicarakan. Dae-woong ketakutan pada awalnya sebab dia tidak tahu bagaimana harus menjelaskan masalah ini. Sampai kakek menyelesaikan kalimatnya, “Bagaimana mungkin kalian tidak memberitahuku soal cucuku?!” Haha!!!
Ekpresi wajah Dae-woong berubah dari ketakutan menjadi ‘apa2an ini?’ ketika dia menyadari bahwa kakek mengira mereka sedang membicarakan anak mereka yang belum lahir. Dae-woong mencoba meyakinkan mereka kalau Mi-ho tidak hamil, tapi tidak ada yang mempercayainya. Saat kakek mengatakan kalau Mi-ho harus diperiksa dokter untuk memastikan, Dae-woong melangkah ke depan Mi-ho, dan mengumumkan, “Ini benar… Mi-ho membawa manik2ku.” Kakek menggeser Dae-woong ke samping untuk memeluk Mi-ho dengan penuh kegembiraan sedangkan Byung-soo bertepuk tangan dan bibi Min-sook diam saja.

Dong-joo dan Hye-in berduka pada masalah hubungan Mi-ho dan Dae-woong. Hye-in tidak percaya bahwa Dae-woong akan mengorbankan hidupnya dengan cara seperti itu – ini bukan Dae-woong yang dia kenal. Dong-joo berkata kalau Dae-woong pasti berubah karena dia bertemu dengan wanita yang mau menyerahkan seluruh hidupnya jadi Dae-woong menjadi orang yang seperti itu juga.
Kakek mengumumkan kalau Mi-ho harus tinggal di rumah mulai sekarang, dengan begitu ‘manik2’ bisa dijaga dengan baik. Dae-woong akan tingga selama beberapa hari lalu berangkat ke Cina, dan kakek berencana untuk menjaga Mi-ho selagi Dae-woong pergi. Mereka menuju ke atas ke kamar Dae-woong dan Mi-ho memandang Dae-woong penuh harap, “Apa kita… tinggal bersama… di satu kamar?”

Dae-woong gembira mendengar implikasi seks itu tapi Mi-ho mulai menggelengkan kepalanya. Dia sudah mengambil setengah ki Dae-woong dan dia tidak bisa mengambilnya lagi. Dae-woong menjelaskan kalau Mi-ho sudah mengambil setengah dan dia baik2 saja, jadi Dae-woong berpikir kalau akan baik2 saja bila Mi-ho mengambilnya lagi. Mi-ho menggelengkan kepalanya. Terlalu berbahaya. Dae-woong, “Aku bahkan tidak memikirkan hal itu.” Mi-ho berkata, “Aku memikirkan itu banyak sekali.” Dae-woong mulai memasang muka masam dan Mi-ho berkata kalau mereka harus menunggu sampai lewat 100 hari untuk memastikan bahwa semuanya sudah aman.
Mi-ho mengatakan pada Dae-woong kalau dia harus sabar dan Dae-woong malah mengatakan kalau Mi-ho yang harus sabar sebab Mi-ho lah yang selalu mengagetkannya. Yep. Mi-ho bahkan tidak bisa melawannya. Untuk membuat pikirannya jauh dari berpasangan, Mi-ho mengusir Dae-woong dari kamarnya sendiri.

Bibi Min-sook menelpon sutradara Ban karena sudah memberikan waktu istirahat untuk Dae-woong dan ternyata kemarahan Min-sook bukan dalam menilai Mi-ho melainkan karena menjadi nenek sebelum dia menjadi istri orang lain. Hye-in menenggelamkan kesedihan bibi dengan bir lalu membuat keputusan kejam dengan mengirimkan foto Mi-ho yang memamerkan ekornya pada bibi Min-sook. Dia menyuruh bibi untuk mengawasi Mi-ho!

Mi-ho mulai merasa demam pada tengah malam dan Dong-joo memperhatikan keadaan ini, dalam pandangan mistisnya dengan arloji pasirnya bahwa jika manik2 serigala dan energi manusia bisa menyatu dengan aman dalam tubuh Mi-ho… maka Mi-ho mungkin bisa menjadi setengah manusia seperti dirinya.
Mi-ho terbangun dan mata Mi-ho terlihat berwarna biru. Dia dikuasai oleh manik2 serigala yang lapar akan energi manusia. Dia menyelinap ke kamar Dae-woong hingga membuat Dae-woong terbangun. Mi-ho naik ke atas Dae-woong dan semakin mendekat, “Ayo berbagi ki kita.” Kaget, Dae-woong bergerak dengan cepat dan mengingatkan Mi-ho kalau mereka harus bersabar. Tapi Dae-woong melihat mata biru Mi-ho dan sadar kalau dia ada dibawah pengaruh manik2 serigala.

Mi-ho pada akhirnya mengejar Dae-woonh keliling ruangan itu, ingin berpasangan. Dae-woong mendengar bibinya mencari mereka jadi dia mencoba menenangkan Mi-ho. Mi-ho mulai marah karena kehilangan empat ekornya, jadi Dae-woong dengan cepat berpikir dan mengambil mantel bulu bibinya (yang terbuat dari ekor serigala tentu saja) dan hal itu cukup untuk membuat Mi-hi tenang dan tertidur.
Dae-woong membawa Mi-ho kembali ke kamarnya soalnya sekarang Mi-ho sudah kembali tertidur dan kembali ke dirinya yang sebenarnya. Ketika Dae-woong meletakkannya, Mi-ho terbangun dan melihat Dae-woong di atasnya. Mi-ho melompat dan mendorong Dae-woong ke sisi tempat tidur. Mi-ho berteriak pada Dae-woong dan berpikir kalau Dae-woong bahkan tidak bisa menunggu satu malam saja. Mi-ho menghukum Dae-woong karena membiarkan gumiho mengalahkannya dalam permainan menunggu ini.

Dae-woong meluruskan pemikiran Mi-ho dan mengatakan bahwa Mi-ho lah yang datang ke kamarnya sebab ingin berbagi ki dengannya. Mi-ho tidak ingat tapi Dae-woong mengatakan kalau hal itu adalah efek samping karena Mi-ho sudah mendapatkan kembali manik2nya lalu berkata lagi kalau dia akan menjaga Mi-ho. Lalu, Dae-woong duduk di sisi tempat tidur Mi-ho dan memandangi Mi-ho tidur.
Mi-ho: Woong, bagaimana kalau aku berubah menjadi seperti itu, setiap hari?
Dae-woong: Kalau begitu setiap hari… aku akan menjagamu.
Dae-woong memegangi Mi-ho dan mengatakan kalau semuanya akan baik2 saja. Keesokan paginya, tidak ada daging di meja makan dan mata Mi-ho berubah biru ketika dia menyanyi ala zombie meminta daging. Dae-woong melihat ini tepat waktu dan menuntun Mi-ho pergi sambil menutupi matanya. Dae-woong bertanya apakah Mi-ho baik2 saja tapi kemudian Mi-ho memandangi Ddoong-ja dan mulai menyanyi lagi, “Daging, daging…” Bibi Min-sook datang jadi Dae-woong membekap Mi-ho dan berpura-pura sedang main dengan Mi-ho, yang tentu saja bibi rasanya ingin muntah melihat hal manis ini.

Dae-woong memutuskan kalau mereka harus mengatakan yang sebenarnya pada kakek dan pindah ke loteng lalu menemui Dong-joo untuk bertanya tentang kondisi Mi-ho. Dae-woong tidak suka jika dia harus berada disana tapi dia tahu kalau Dong-joo akan tahu lebih banyak tentang keadaan Mi-ho. Dae-woong mengatakan pada Dong-joo kalau dia tidak peduli bila Mi-ho kembali seperti dulu lagi, yang penting dia masih bisa hidup di dunia ini.

Dong-joo malah berkata kalau dia tidak tahu apa-apa lagi. Yang dia tahu adalah Mi-ho punya setengah ki manusia dan setengah ki gumiho dalam tubuhnya. Sedangkan darah setengah manusia yang bisa membunuh keduanya mengalir dalam pembuluh darahnya.
Dong-joo mengatakan kalau kedua ki itu bisa bercampur dengan pas, kalau begitu Mi-ho akan menjadi setengah manusia, seperti dirinya dan darah Dong-joo akan berhenti membunuh Mi-ho. Kalau tidak begitu maka Mi-ho akan meninggal. Dae-woong meminta cara untuk dapat memastikan. Dong-joo mengatakan kalau pada hari ke-55, kematian yang kelima akan datang. Jika Mi-ho tidak kehilangan ekornya, maka darah Dong-joo harus berhenti membunuhnya. Jika Mi-ho kehilangan ekornya, maka sudah bisa dipastikan kalau pada akhir hari ke-100 Mi-ho akan mati.
Setelah mengambil foto keluarga, Dae-woong mengatakan yang sebenarnya pada kakek, dan membuatnya hancur. Demi bisa kembali ke loteng, mereka meninggalkan sejibun orang yang kecewa dan membuat Mi-ho merasa bersalah telah menjadikan setiap orang dalam kehidupan Dae-woong marah pada Dae-woong. Dae-woong menjamin kalau ini bukan karena Mi-ho tapi Mi-ho tidak yakin.

Byung-soo bertanya kenapa Dae-woong mengarang kebohongan seperti itu dan bertanya juga apakah Dae-woong akan menikahi Mi-ho tahun ini. Byung-soo mengingatkan mimpi Dae-woong yang ingin hidup seperti Brad Pitt (oh, I love Brad Pitt!) tapi Dae-woong menjawab kalau dia harus menjalani dua kali kehidupan dalam sebagian waktu hidupnya. Jadi dia tidak mau menyianyiakan apapun.
Dong-joo datang pada hari ke-55 untuk mengingatkan Dae-woong pada bahaya itu. Dae-woong membalas balik kalau dia tahu hari apa sekarang tanpa Dong-joo harus repot2 datang kesini untuk mengingatkannya. Dae-woong pulang ke rumah dan berkeluh kesah pada Mi-ho dan mengumumkan kalau mereka harus berpadu dengan baik jadi semua ini akan berhenti. Mi-ho tidak mengerti apa yang Dae-woong katakan. Jadi Mi-ho berpikir kalau Dae-woong mengatakan bila dia harus berhenti berubah ke wujud gumiho-nya. Dae-woong hanya menyuruh Mi-ho untuk bertahan sampai hari ke seratus dan tetap sebagai Oh Mi-ho.
Malam itu, Dae-woong memandangi Mi-ho dari balkonnya ketika Mi-ho tertidur. Mi-ho bangun tiba2 pada tengah malam dan berlari ke kamar mandi. Dae-woong juga berlari ke pintu kamar mandi untuk melihat apakah Mi-ho baik2 saja, tapi Mi-ho keluar sambil tersenyum… dia sudah kehilangan satu lagi ekornya. Mi-ho berseri-seri sebab dia berpikir kalau dirinya sedang dalam perjalanan untuk menjadi manusia. Tapi Dae-woong benar2 sakit melihat ini.

Dae-woong duduk di luar, mencerna kebenaran itu – Mi-ho sedang sekarat. Mi-ho bertanya-tanya apakah dia sudah membuat Dae-woong khawatir, tapi Dae-woong tidak bisa memberitahu Mi-ho apapun jadi dia bergegas menemui Dong-joo. Mereka bertemu di sebuah atap gedung. Dae-woong meminta cara untuk menghentikan semua ini, untuk menjauhkan Mi-ho dari penderitaan ini. Dong-joo memberitahu Dae-woong satu2nya cara bagaimana Mi-ho bisa diselamatkan: Dae-woong harus pergi dari sisi Mi-ho. Dong-joo mengatakan kalau kedua ki itu mengalami masa2 sulit saat penggabungan sebab Mi-ho masih berpegang pada harapannya untuk menjadi manusia. Dong-joo berujar satu2nya cara agar Mi-ho melewati ini adalah melupakan mimpinya menjadi manusia dan hidup yang sudah dia rancang bersama Dae-woong.

Dae-woong mengumumkan kalau dia tidak peduli Mi-ho itu apa, gumiho atau yang lainnya, dan Mi-ho juga tahu itu. Dae-woong tidak percaya kalau mereka telah beranjak dari salah satu yang bertahan ke berpisah untuk bertahan hidup. Dia tidak percaya kalau satu2nya cara bagi mereka untuk bertahan hidup adalah berpisah.
Dong-joo mengatakan kalau ini adalah perbuatan Dae-woong sendiri, karena Dae-woong orang yang membuat keputusan itu untuk menemukan cara agar mereka bertahan hidup. Inilah akibatnya. Dong-joo meminta Dae-woong untuk menimbang keputusannya dengan hati-hati. Dia menambahkan kalau jika Dae-woong pergi, dia akan mengambil tempat Dae-woong di sisi Mi-ho dan mengajarinya bagaimana hidup di dunia ini, sebagai orang seperti dia (Dong-joo).
Dae-woong pulang ke rumah dan menemukan Mi-ho sedang menunggunya dan Mi-ho masih terus girang pada harapan kehilangan ekornya dan menjadi manusia. Dae-woong mengatakan pada Mi-ho kalau dia gembira pada keadaan mereka sekarang. “Bisakah kau tinggal seperti ini, di sisiku?” Tapi Mi-ho memberitahu Dae-woong tidak untuk melupakan harapan Mi-ho yang ingin menjadi manusia.
Dae-woong mengatakan kalau Mi-ho akan bertambah tua dan meninggal tapi Mi-ho ingin melakukan semua hal itu, dengan Dae-woong. Dae-woong menyadari kalau dengan adanya dia di sisi Mi-ho maka Mi-ho tidak akan menyerah pada hal2 itu dan dia juga tidak bisa memaksa Mi-ho untuk menyerah.

Dae-woong terjaga memandangi Mi-ho tidur malam itu dan tahu apa yang harus dia lakukan. Dae-woong menyerah dan mengambil tangan Mi-ho, memegangnya dengan penuh cinta dan air mata muncul di matanya. Dae-woong mencium tangan Mi-ho dengan manis sambil menahan air matanya. Keesokan harinya, Dae-woong mengajak Mi-ho naik mobil dan Mi-ho bertanya dengan cerianya apakah mereka pergi jalan2. Yep,,, ke rumahnya Dong-joo.

Mi-ho bertanya kenapa mereka pergi kesana dan pada saat itulah Dae-woong memulai pidato (yang sudah dia latih sebelumnya) yang menyatakan kalau sebaiknya mereka berpisah. Dengan berlinang air mata, Dae-woong mengatakan pada Mi-ho kalau dia tidak nyaman dengan semua ini lagi – perubahan itu, Mi-ho yang selalu mengikutinya kemana-mana dan harus berbohong pada semua orang dalam hidupnya. Dae-woong menggunakan kepemilikan gumiho Mi-ho sebagai alasan untuk mengatakan kalau semua itu membuatnya takut dan bahwa dia tidak bisa melakukannya lagi.

Mi-ho dengan segera berkata kalau dia akan menghentikan semua ini; dia akan melakukan apa saja. Dae-woong menepi dan meminta Mi-ho untuk keluar. Dae-woong menggertakkan gigi2nya dan mengucapkan pidato terakhirnya: dia mulai terikat pada Mi-ho tapi sekarang tidak ada jaminan apakah Mi-ho akan menjadi manusia dan dia tidak bisa terus hidup seperti ini. Dae-woong meminta Mi-ho untuk pergi dulu dan dia melakukannya; dia meminta Mi-ho untuk cepat pergi lagi sebab dia tidak tahan melihat Mi-ho lagi!

Mi-ho berdiri disana, di jalanan dan sangat kaget waktu Dae-woong melaju dengan mobilnya. Ketika di dalam mobilnya, Dae-woong mulai menangis saat dia meninggalkan Mi-ho di belakang dan bayangan Mi-ho mulai mengecil di kaca spion mobil Dae-woong. Mi-ho mencoba meyakinkan dirinya kalau Dae-woong sedang mengalami masa2 sulit dan bahwa semuanya akan membaik bila dia berusaha lebih keras lagi. Dae-woong mulai menuangkan soju dan Byung-soo mulai menghentikannya. Dae-woong meraih kembali botolnya dan berkata:
Dae-woong: Aku harus gila. Tidak mungkin dia pergi dalam sekali perintah. Dia akan kembali dan ketika dia melakukannya, aku harus benar2 sudah gila dan bertingkah seperti bajingan gila.
Mi-ho mencari Hye-in yang tidak mengatakan hal baru tapi malah mengatakan kalau Mi-ho adalah monster. Ketika Mi-ho sampai di rumah, Dae-woong sudah ada disana dalam keadaan pingsan. Byung-soo mengatakan pada Mi-ho kalau Dae-woong mabuk karena sedang mengalami masa2 sulit dan meminta Mi-ho untuk merawatnya baik2.

Ketika Dae-woong bangun keesokan paginya, Mi-ho menyapanya dengan penasaran. Dae-woong mencoba untuk bersikap kasar tapi Mi-ho sekarang adalah dirinya yang paling mengagumkan dengan mengingatkan Dae-woong kalau dia adalah lem super – apakah Dae-woong benar2 berpikir kalau dia akan bisa menyingkirkan Mi-ho dengan mudah? Tapi Dae-woong tidak boleh takut sekarang. Dae-woong mengumumkan kalau jika Mih- tidak pergi sekarang maka dia yang akan pergi. Lalu Dae-woong pun berlalu.

Mi-ho menghentikan Dae-woong, meminta agar bisa pergi dengannya, dan memohon agar Dae-woong marah saja kalau dia memang marah serta melakukan apapun yang dia suka selama dia masih bisa berada di sisi Dae-woong. Dae-woong merasa ragu selama beberapa saat pada kata2 Mi-ho tapi dia memperoleh kembali ketenangannya. Dae-woong mengatakan kalau dia tidak melihat Mi-ho dengan cara yang sama lagi sebab dia tahu siapa Mi-ho yang sebenarnya.
Mi-ho bertanya, “Kalau begitu, kau melihatku sebagai apa?” Bibir Dae-woong bergetar dan air mata mulai muncul dan dia berkata pada Mi-ho, “Monster.”

Dae-woong berlari sejauh yang bisa dicapai oleh kakinya saat Mi-ho melihat dari atap. Mi-ho mulai menangis ketika dia melihat Dae-woong meninggalkannya dan hujan pun mulai turun. Dae-woong menghentikan langkahnya ketika hujan mulai turun dan dia berdiri disana dalam keadaan basah, menangis ketika dia merasakan air mata Mi-ho jatuh dari langit.
Satu bulan kemudian, Dae-woong kembali dari Cina dengan seluruh kru film sebab mereka sudah menyelesaikan syutingnya. Dae-woong pulang ke rumah kakek dan mengeluarkan semua barang2nya dan mendesah saat dia mengeluarkan cincinnya yang sekarang dia simpan dalam sebuah kotak. Hatinya mencelos ketika dia berkata kalau sekarang adalah hari ke-88. Dae-woong rupanya masih ngitung!
Dae-woong pergi ke kantor Dong-joo tapi mendapati kalau tempat itu sudah di tutup untuk beberapa saat. Dae-woong berpikir kalau mereka (Dong-joo dan Mi-ho) pasti sudah berkemas dan pindah ke tempat yang jauh.

Padahal… Mi-ho dihentikan oleh seseorang di jalan dan bisa dilihat kalau dia juga tidak mengenakan cincinnya. Ketika ditanya namanya, dia berbalik dan berkata, “Park Sun-joo” sambil tersenyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar